14 Jun 2008

Cinta Menghilang

Aku bersama malamku…kan pergi berjalan bersama mimpiku …
kutahu CINTA ini memang tak di mengerti…namun aku harus bisa menerima semua ini … kan kujaga ia dengan sepenuh hati ….
sungguh ini bukanlah kesedihan bila aku harus menjalani semua ini dengan penuh ketabahan , keteguhan dan kesabaran .
Semua yang terjadi ini adalah wujud dari CINTA yang tak mudah di artikan dengan mata pengelihatan karena ia tersembunyi dibalik tirai hati , semua ini adalah bentuk dari sebuah CINTA yang terpendam yang terucap dari jernihnya suara hati ,
memang aku telah terluka namun aku bangga karena aku masih bisa merasakan luka , karena sesungguhnya luka itu mengajarkan pada diriku tentang arti CINTA yang sebenarnya.

12 Mei 2008

CERITA YANG MENYENTUH HATIKU

MENGENANG BAHASA CINTA, IBU

Oleh Ineu

Kemarin sore, tak sengaja terlintas di mataku sebuah kalimat „Alles Liebe zum Muttertag „ dalam sebuah jurnal iklan sebuah swalayan di Berlin. Ternyata kulihat tanggalan di kalender tanggal 11 Mei ditulis sebagai Muttertag. Banyak sekali bentuk hadiah yang terpampang dalam iklan tersebut yang ditujukan untuk merayakan hari tersebut.

Hmm…tiba-tiba saja pikiranku melayang pada sosok perempuan yang tegar namun lembut dan penuh kasih. Perempuan yang mengiringi nafas hidupku sejak kanak-kanak hingga dewasa. Perempuan anggun yang hingga detik ini kusebut ibu.

Sebuah penggalan dialog yang sampai kini masih kuingat dan seperti masih terngiang-ngiang dengan jelas di telingaku adalah ketika kami kehilangan cinta ayah untuk selamanya. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas 3 SD. Begitu tenang beliau menyampaikan rasa duka itu pada kami.
„Anakku, kemari sayang, ibu mau ngasih tahu sesuatu…“sambil meraihku ke dalam pelukannya.

„Apa yang kamu inginkan dari ayah?“ tiba-tiba beliau bertanya.
Spontan kujawab, „aku ingin ayah bahagia“…
“Kamu tahu rahasianya agar ayahmu bahagia?“ beliau kembali bertanya.
Aku menggelengkan kepala…“apa rahasianya Bu?“...
„Ayahmu pasti akan bahagia sekali jika kamu dan saudara-saudaramu selalu berdoa saat ayahmu menjumpai Allah“. Ibu berhenti dan sejenak menunggu reaksiku…

Kenapa ayah menjumpai Allah?“tanyaku.
„Bukan hanya ayah yang akan menjumpai Allah, kita semua pasti akan menjumpainya. Tetapi, waktunya tidak bersamaan.. Pagi ini saatnya giliran ayah berangkat ke tempat Allah. Nah, agar ayah selamat sampai di tempat Allah, ayah memerlukan doa kalian“…urai ibu panjang lebar.
Indah sekali tutur kata ibu mengungkapkan duka lara ditinggal belahan jiwa tanpa membuat kami merasa berat melepas ayah.

Sejak itu, aku selalu melihat ibu rajin sekali shalat, di samping shalat wajib beliau pun selalu memunaikan shalat-shalat sunah. Sering aku terbangun setiap jam 3 malam karena gemericik air saat beliau mengambil wudhu. Suatu waktu kutanyakan pada beliau tentang kebiasaannya itu, lalu dengan tenang beliau menjelaskan padaku bahwa semua yang ibu lakukan itu agar kami dikasihi Allah termasuk ayah. Sejak itu aku pun membiasakan diri bangun dan mengikuti apa yang ibu kerjakan.

Di saat aku menginjak usia baligh dan kebingungan dengan apa yang terjadi padaku saat itu, ibu malah dengan sumringah mengucapkan selamat bahwa aku telah menjadi remaja putri. Seminggu kemudian Ibu memberiku hadiah al-qur’an dan sebuah mukena hasil karya tangannya sendiri, di ujung mukena tersebut tersulam namaku. Aku terharu apalagi saat beliau memberiku wejangan tentang kewajiban shalat dan menjaga ahlak. Syukurku tak terkira menerima bahasa cintamu, ibu.

Tidak hanya kami yang merasakan hangatnya cinta ibu, tetangga dan masyarakat umum pun merasakannya. Sejak ayah tiada, seluruh hasil kebun warisan ayah yang ditanami berbagai pohon buah-buahan seperti kedondong, mangga, jeruk, nanas, alpuket dan lain-lain, ibu bagi-bagikan pada tetangga. Padahal kalau ibu mau, bisa saja dijual untuk membantu mencukupi kebutuhan hidup kami. Tetapi ternyata ibu lebih senang membagikannya, aku dan saudara-saudaraku sering mendapat tugas mengantarkan hasil kebun itu hingga tetangga yang rumahnya paling jauh dari rumah kami pun dapat merasakannya.

Pernah suatu hari saat berlibur ke rumah ibu di Garut, ibu meminta maaf padaku karena uang yang kuberikan pada beliau sebulan sebelumnya tidak dibelikan seperti harapanku. Ya, sejak mulai belajar mengenyam dunia kerja aku punya kebiasaan baru mengumpulkan sebagian honor gajiku yang tidak seberapa untuk kubelikan sesuatu untuk ponakan-ponakanku juga tentunya buat ibu, sekalipun beliau tak pernah meminta bahkan sering menolak tapi aku selalu memaksa. Hingga waktu itu aku memberi ibu sejumlah uang dengan harapan ibu membeli sesuatu untuk keperluan pribadi ibu.

Tapi ternyata sungguh aku terkejut sekaligus terharu karena uang tersebut ibu gunakan untuk membuat trotoar agar anak-anak yang sekolah di SMA dekat rumah maupun orang-orang yang sering berlalu lalang di depan rumah kami bisa nyaman berjalan, demikian alasan ibu. Subhanallah, begitu mulia hatimu, ibu. Hidupmu tetap dalam kesahajaan namun jiwamu sangat kaya.

Kebiasaan lain yang hingga kini ibu geluti sejak ayah tiada adalah aktif dalam kegiatan menolong kaum duafa. Ibu bekerja tanpa pamrih mendata masyarakat miskin, tiap malam mengevaluasi data yang diperoleh kemudian pada hari-hari tertentu mengunjunginya hingga ke pelosok-pelosok desa dengan berjalan kaki. Pernah suatu hari aku mengikuti kegiatan ibu, dan berikutnya aku tak pernah mau ikut lagi karena kelelahan. Segala aktivitas sukarelanya membuahkan penghargaan. Ibu diundang ke Bogor untuk menghadiri acara penyematan lambang penghormatan atas usaha beliau tersebut. Aku tahu ibu tak menginginkan semua itu, karena pernah ibu menjelaskan padaku saat aku protes atas sedikitnya waktu ibu untuk kami, bahwa semua yang ibu lakukan adalah untuk memenuhi wasiat ayah yang meminta ibu mengabdikan diri pada masyarakat tanpa pamrih.

Saat itu ayah menyitir sebuah hadist rasul tentang sebaik-baik orang adalah yang paling memberikan manfaat untuk sekitarnya. Ibu berjanji memenuhi permintaan ayah tersebut karena ibu ingin mendapat ridha Allah menjadi isteri yang shalihah. Lagi-lagi aku dibuat kagum sekaligus malu pada dirisendiri yang belum bisa berbuat banyak untuk umat.

Kembali terlintas kenangan saat aku baru saja melahirkan anak pertama sementara suami sedang di negeri orang. Entah kenapa saat itu aku ingin mendapat perhatian lebih dari ibu, namun ternyata ibu lebih mendahulukan seorang janda sangat miskin di kampungku yang sedang hamil 9 bulan dan saat itu memerlukan pertolongan karena terjatuh. Ibu segera menolong melarikan janda tersebut ke rumah sakit dan mengurus seluruh keperluannya sekalipun akhirnya bayi janda tersebut tak bisa di selamatkan. Aku yang saat itu sempat kecewa menjadi malu dan menyesal atas kelakukanku setelah mendengar penjelasan ibu mengapa beliau mendahulukan janda tersebut.

Oh ibu…bahasa cintamu tak kan pernah sanggup kubalas. Teringat pada sebuah kisah saat Rasulullah SAW lagi thawaf dan bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu, "Kenapa pundakmu itu?" Jawab anak muda itu, "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya."

Lalu anak muda itu bertanya, " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?" Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan, "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu."


DICOPY DARI ERAMUSLIM

6 Mei 2008

Cinta...

Dimana aku mencari cinta.............
letih tak pernah kurasa demi mencari sang cinta
dalam satu kisah cinta yang abadi

dimana aku menggapai cinta.........
tak hentinya mencari dalam ruang rindu ataupun waktu

aku bukan penggila cinta
yang siap menangkap sebuah permata yang indah

Aku tak bisa membebaskan cinta.......
dari cengkraman jiwanya.

walau cinta diuji dalam waktu yang tak pendek dalam hasrat jiwa
untuk bisa bertemu dengan sang permainsuri pujaan hati.

Apakah aku ini adalah kisah cinta dalam perjalanan hidup ini
disini aku menunggu kisah itu...,
kisah cinta yang di abadikan dalam keindahan surga cinta......

23 Feb 2008

Sejujurnya

Kasih.......
Pernahkah kau fikirkan
bagaimana perasaanku,
Kasih Sayangku
rasa Cinta ku, kepada dirimu

mungkin kau hanya mengganggap aku
hanyalah lelaki yang tidak punya rasa cinta
yang hanya ingin bermain dengan perasaanmu

tapi...... ???
pernahkah kau rasakan
bagaimana dengan ketulusan hati dan perasaanku?

Sejujurnya ku katakan kepadamu.....
aku sangat mengharapkan kehadiranmu
Dalam hidupanku.

kembali kita berdua merajut kisah-kisah indah
yang pernah kau hadirkan dalam hidupku.........

Sejujurnya………
hingga saat ini pun aku masih sayang dan cinta padamu
aku sangat merindukanmu.....

walau aku belum mampu memberikan rasa itu kepadamu

5 Feb 2008

Andai kau tahu

di malam sunyi ini….
aku berjalan sendiri
menyusuri setiap jalan dengan langkah gontai
nafasku menderu seiring henbusan halus angin malam
jantungku berdetak seirama langkahku
tanganku bergetar….
mulutku bergetir...
perlahan mataku menatap ke angkasa..
terlihat sinar terbesit terang,
menerangi gelapnya malam ini..

cahaya bulan purnama...
yang mampu menyinari seluruh bumi ini,
dimalam gelap gulita
buatku terbayang wajahmu dan segala tentangmu,,
mengingatmu membuat hatiku bahagia,,
andai kau ada disini,,

aku hanya ingin kau tau..
bahwa kasih,rindu dan cintaku adalah untukmu
seperti bulan purnama itu..bahkan lebih…..
di malam sunyi ini….
aku berjalan sendiri
menyusuri setiap jalan dengan langkah gontai
nafasku menderu seiring henbusan halus angin malam
jantungku berdetak seirama langkahku
tanganku bergetar….
mulutku bergetir...
perlahan mataku menatap ke angkasa..
terlihat sinar terbesit terang,
menerangi gelapnya malam ini..

cahaya bulan purnama...
yang mampu menyinari seluruh bumi ini,
dimalam gelap gulita
buatku terbayang wajahmu dan segala tentangmu,,
mengingatmu membuat hatiku bahagia,,
andai kau ada disini,,
aku hanya ingin kau tau..
bahwa kasih,rindu dan cintaku adalah untukmu
seperti bulan purnama itu...
bahkan lebih..

17 Jan 2008

kejujuran dan keikhlasan

Kejujuran terkadang dapat sangat menyakitkan buat orang yang mendengarnya.. Tapi apapun yang terjadi sebuah kejujuran haruslah tetap diungkapkan dan diterima kehadirannya..

Semalam sebuah kejujuran terungkap..

Kejujuran yang membuatku jatuh terpuruk. Entah mengapa tidak ada kemarahan yang muncul di hati. Hanya sedikit penyesalan atas harapan yang begitu tinggi dan sepertinya tidak akan menjadi kenyataan.

Selintas kembali bayangan akan masa lalu yang begitu indah.
Keindahan itu kemudian luruh satu persatu dan berganti dengan amarah yang berkepanjangan. Amarah yang mungkin disebabkan oleh ketidaktauan atas apa yang terjadi. Pertengkaran atas diskusi hati yang tak juga usai turut meramaikan alur cerita.

Sekarang Rangkaiannya hampir selesai. Tidak akan begitu indah, tapi pasti akan menjadi sesuatu yang dapat membuatku kuat..

“Terima kasih atas kepingan berharga yang kamu berikan. Sebuah kejujuran yang melengkapi rangkaian atas apa yang terjadi.

Sekarang..
biarkan aku membingkainya. Dengan frame keikhlasan yang dihiasi oleh pengertian. Akan ku gantungkan dihati agar kekuatannya tidak akan lekang atas waktu“

sejenak disini kunikmati lirih angin menyapa telingaku hembusan nya seakan meyadarkanku dari hayal tentangmu tak ingin berlari ku in...